sandwich generation adalah generasi yang harus menananggung hidup orang tua dan keluarga mereka

4 menit

Pernah ngerasain dalam keadaan seperti “terjepit” di antara dua batu besar? Itulah yang dirasakan sandwich generation. Generasi sandwich atau sandwich generation diartikan sebagai generasi yang harus menanggung kehidupan orang tua dan keluarga mereka. Singkatnya kehidupan seseorang yang “terimpit” generasi sebelum dan sesudahnya seperti bentuk sandwich.

Kamu tahu nggak film “Home Sweet Loan”? Di film itu kamu bisa mendapat gambaran gimana beratnya perjuangan Kaluna, seorang wanita muda yang punya impian membeli rumah sambil mengurus keluarganya. Film ini menggambarkan realita yang harus dihadapi oleh generasi Z saat ini. Dari masalah menabung sampai harus nyicil KPR. Terlalu berat beban yang dialami bikin sandwich generation populer dibicarain.

Baca juga: Jack of All Trades or Master of One? Generalist vs Specialist

Melalui perjuangan sandwich generation yang sangat berat hingga dijadikan referensi dalam pembuatan film, Alyka – Social Media Intern Pennyu Group ingin sharing kepada teman-teman seputar sandwich generation, tantangan dan langkah yang harus dilakukan jika terjebak dalam realita sandwich generation.

Kehidupan Sandwich Generation

realita sandwich generation saat ini
Keadaan generasi sandwich. Sumber: Istimewa

Dimulai dari survei Tirto.id, Alyka bilang kalau 50,60 persen responden dari generasi Z di Indonesia mengaku sebagai sandwich generation. Sebanyak 759 orang bilang harus memberi sokongan finansial kepada anak dan orang tua sekitar 47,04 persen. Keadaan generasi sandwich diperburuk dengan penghasilan mereka yang pas-pasan sekitar Rp3-5 juta/bulan.

Kata Alyka, nggak sedikit juga generasi sandwich yang ngaku berpenghasilan bulanan di bawah Rp3 juta. Tentu keadaan seperti itu sangat mempengaruhi keuangan pribadi generasi sandwich. Alhasil, mereka kesulitan mengatur kebutuhan keuangan sehari-hari. Diperkuat lagi dengan data dari dataindonesia.id, Alyka menyebutkan hampir separuh generasi (46,3%) generasi Z di Indonesia menjadi sandwich generation.

Baca juga: Work Life Balance as a Neurodivergent Individual

Alyka mengatakan, generasi sandwich melakukan berbagai cara agar bisa meringankan lika-liku keuangan mereka dengan mencari pendapatan tambahan. Nyatanya, sandwich generation masih ngaku kalau pendapatan tambahan nggak terlalu membantu. Pada akhirnya, generasi sandwich harus berhutang untuk menutup beban keuangan yang berat.

“Menurut dataindonesia.id, ada 3 dampak yang sangat dirasakan sandwich generation. Pertama, merasa bersalah jika tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Kedua, merasa khawatir terhadap masa depan diri sendiri. Ketiga, sulit memiliki tabungan pribadi.”

Kenapa Ada Sandwich Generation?

kenapa ada sandwich generation
Gambaran seorang generasi sandwich harus merawat orang tua dan anak. Sumber: Istimewa

Kalau kata Alyka, sandwich generation bukan fenomena baru, hanya penamaan sandwich generation baru familiar digunakan akhir-akhir ini. Menurutnya ada 5 poin utama yang menyebabkan munculnya sandwich generation.

Harapan budaya

Di Indonesia ada nilai budaya bahwa anak harus berbakti dan wajib merawat orang tuanya. Meski niat ini baik, tapi kadang ini bisa menjadi tekanan tersendiri, apalagi jika kondisi finasial sedang sulit. Nilai budaya ini bikin banyak orang merasa harus merawat orang tua walaupun mereka sendiri punya keluarga untuk dibiayai.

Kurangnya persiapan pensiun pada generasi tua

Banyak loh orang tua dari generasi sebelumya nggak punya cukup tabungan atau jaminan pensiun yang memadai. Ini bisa terjadi karena kurangnya kesadaran menabung atau karena kondisi ekonomi saat mereka muda nggak memungkinkan. Jadi generasi sekarang harus ikut bantuin finansial karena orang tua belum bisa mandiri secara ekonomi.

Ketidakstabilan ekonomi

Zaman sekarang, biaya dan kebutuhan hidup sehari-hari semakin mahal membuat beban hidup jadi lebih berat. Buat generasi sekarang nyimpen uang bukan lagi hal yang gampang, karena gaji atau penghasilan nggak selalu seimbang sama kenaikan harga kebutuhan. Ini bikin sandwich generation harus kerja ekstra buat mencukupi kebutuhan tanggungannya.

Faktor dan kebiasaan pola asuh tidak mengajarkan anak untuk mandiri

Sandwich generation juga bisa muncul karena pola asuh orang tua yang salah. Misalnya anak tidak diajari mandiri dalam menyelesaikan segala hal. Akhirnya anak selalu mengandalkan orang tua meskipun udah berusia dewasa. Lebih parahnya lagi karena anak nggak bisa mandiri, orang tua yang seharusnya udah pensiun bekerja masih harus cari uang untuk menafkahi keluarganya.

Kurangnya komunikasi dengan saudara

Namanya keluarga kadang ada rasa ‘sungkan’ yang keluar kalau mau ngomong ke saudara. Ternyata hal ini nggak baik dan bisa berakibat pada munculnya sandwich generation. Misalnya kita tiga bersaudara, biasanya salah satu dari mereka harus menanggung beban keluarga sendiri. Tentu itu sangat memberatkan, tapi karena ada ‘sungkan’ dia nggak bisa komunikasikan dengan keluarga lainnya. Hal itu salah satu penyebab munculnya seseorang menjadi sandwich generation karena terhimpit beban terlalu berat. Jadi lebih baik komunikasikan semua hal dengan keluarga agar bisa bergotong-royong menyelesaikan segala sesuatunya.

Menghadapi Sandiwch Generation

cara menghadapi generasi sandwich yang tepat
Menghadapi generasi sandwich. Sumber: Istimewa

Setelah menjelaskan apa penyebab munculnya generasi sendwich, lalu Alyka kasih tips bagaimana sih cara yang bijaksana ketika kamu sedang di posisi tersebut.

Baca juga: Persyaratan Melamar Kerja dari HRD di 2024

Self Care

Penting banget buat memperhatikan diri sendiri. Hal itu berfungsi agar Sempatkan waktu untuk istirahat. Tidak ada salahnya untuk me time untuk meminimalisir stres.

Komunikasi

Jangan sungkan buat ngomong jujur ke keluarga bahkan pasangan tentang keadaanmu sekarang. Bicarakan kondisi keuangan dan batasan-batasannya, jadi mereka juga bisa ngerti situasi yang kamu hadapi. Harapannya orang tua bisa diajak diskusi soal perencanaan keuangan mereka sendiri, biar nggak sepenuhnya bergantung sama anak.

Bijaksana Finansial

Mungkin saat ini di usia 20-an gaji kita belum terlalu tinggi. Karena itu kita harus bisa mengatur keuangan secara bijaksana. Kamu bisa banget setting budget buat tahu batasan perlu ngeluarin dana berapa dan nyimpan berapa rupiah untuk menabung. Jadi kamu perlu punya pemahaman yang jelas sama tujuan dan rencana keuanganmu. Selain itu kamu juga perlu berhati-hati, sebaiknya hindari berhutang dan pengeluaran yang nggak perlu untuk memanajemen anggaran bulananmu.

Literasi Keuangan

Perlu banget pemahaman tentang keuangan buat mengatur financial kamu saat ini sampai hari tua. Jika kamu udah berkeluarga, nggak ada salahnya buat ngajarin gimana caranya menggunakan uang yang bijak ke anak kamu mulai dini.

Cara Memutus Sandwich Generation

bahagia karena mempersiapkan keuangan dengan baik
Keluarga bahagia. Sumber: Freepik

Setiap masalah selalu ada solusi, nah Alyka punya cara agar memutus rantai generasi sandwich.

Harus Punya Financial Planning yang Solid

Kamu harus punya financial literacy yang bagus. Salah satunya dengan belajar instrument investasi. Sekarang nabung nggak cuma bisa dalam bentuk uang, jadi kamu bisa membeli saham dengan uang tabunganmu. Dengan beli saham kamu bisa dapat bonus loh setiap tahunnya.

Selain itu kamu perlu menyiapkan berbagai bentuk tabungan, misalnya buat dana darurat, rencana dana pensiun, dan pertimbangin asuransi kesehatan jiwa yang bisa bantu tutup biaya rumah sakit, jadi nggak perlu pakai tabungan atau sampai berutang.

Mengajari anak untuk melek financial

Contoh simpelnya ajarin gimana cara menage keuangan yang bagus. Tidak cuma belajar nabung, tapi juga cara mengelola uang, dan hidup hemat. Dengan begitu mereka bisa tumbuh jadi generasi lebih bijak secara finansial dan nggak gampang tergantung sama orang lain.

Komentar Dinonaktifkan