Hemat Karena Biogas – Hampir 80 persen penduduk Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali adalah seorang peternak sapi dan petani. Setidaknya setiap rumah memiliki 2-3 ekor sapi. Karena banyaknya jumlah hewan ternak yang dimiliki warga, kotoran ternak tidak terkelola dengan baik berdampak pada pencemaran lingkungan. Alhasil banyak warga yang mengeluhkan permasalahan ini.
Tergerak dari isu tersebut, Kelompok Tani Agni Mandiri yang beranggotakan 12 orang berdiskusi untuk menemukan solusi.
“Bermula dari 2010 ketika anak mudanya prihatin dengan kotoran ternak yang menumpuk. Awal mulanya dimanfaatkan untuk pupuk tapi karena jumlah yang banyak sehingga menumpuk dan meluap mencemari lingkungan,” ujar Ketua Kelompok Tani Agni Mandiri, Setiyo saat dijumpai di kantor Kelompok Tani Mandiri, beberapa hari lalu.
Baca juga: Benarkah Kompor Biogas Ramah Lingkungan?
Dirasa kurang efektif jika hanya memanfaatkan kotoran sapi untuk pupuk tanaman, Kelompok Tani Agni Mandiri kembali melakukan musyawarah untuk menemukan solusi yang lebih baik. Akhirnya mereka memutuskan untuk belajar dan berdiskusi dengan kelompok tani lainnya. Hingga, menemukan fakta jika kotoran sapi mengandung gas metana serta dapat diubah menjadi biogas sebagai bahan bakar memasak.
Setelah menemukan biogas, tugas selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat digester. Namun biaya pembangunan yang dirasa mahal menjadi kendala selanjutnya.
Bantuan Biogas Digester
Sampai pada akhirnya pada 2013 pasca erupsi Gunung Merapi, beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) berbondong-bondong datang menjadi relawan. Bertepatan dengan itu pula salah satu LSM mau membantu Kelompok Tani Agni Mandiri untuk membangun biogas digester.
“Alhamdulillah 1 bulan kita membuat digester itu dan berfungsi,” jelas Setiyo di depan kantor.
Setelah melihat efektivitas digester, masyarakat pun ikut tertarik ingin mengubah kotoran sapi menjadi biogas. Tapi biaya menjadi penghambat untuk merealisasikan hal tersebut.
“Akhirnya kebetulan ada LSM yang berkegiatan pasca erupsi merapi dan baik hati meminjamkan dana tanpa jasa dengan modal angsurannya lewat arisan,” ujar Setiyo.
Permasalahan biaya untuk membeli bahan baku digester sudah teratasi. Tapi banyaknya tenaga dan membutuhkan waktu tidak singkat untuk membangun digester menjadi tantangan berikutnya yang harus dihadapi oleh warga jika ingin membangun biogas digester.
Mengatasi permasalahan tersebut, Kelompok Tani Agni Mandi bersama warga Desa Sruni sepakat untuk bergotong royong membantu pembangunan digester dari batu bata diplester semen di masing-masing rumah warga yang mempunyai peternakan.
Hemat Ratusan Ribu Karena Biogas
Sutiyo senang karena sebagian peternak atau petani di Desa Sruni sudah bisa memanfaatkan kotoran hewan menjadi biogas. Ditambah Sutiyo mendapatkan cerita positif dari warga yang menggunakan biogas untuk memasak bisa menghemat pengeluaran membeli gas LPG dan pupuk untuk tanaman.
“Penggunaan gas LPG 3 kg dalam sebulan bisa 4 tabung dengan harga Rp20.000/tabung jadi perbulan Rp80.000/bulan. Itu dikali 12 (setahun) bisa hemat Rp960.000. Hasil pengolahan digester berupa slurry bisa dimanfaatkan untuk pupuk tanaman juga. Jadi bisa hemat karena biogas,” katanya.
Baca juga: Tips Memilih Biogas Terbaik
CSR Digester
Begitu banyak keuntungan menggunakan biogas membuat warga lain pun ingin membangun digester. Seperti kesempatan yang ditunggu-tunggu DPPU PT Pertamina Adi Soemarmo Surakarta mengadakan Program CSR Energi Berdikari dan Desa Sruni masuk ke dalam kriteria.
Melalui Program ini PT Pertamina Adi Soemarmo Surakarta menggandeng Pennyu Group sebagai penyedia Pennyu Biogas Digester. Melalui Kelompok Tani Agni Mandiri, pada 25 Oktober 2023 PT Pertamina menyerahkan Pennyu Biogas Digester ke salah satu warga Desa Sruni. Lewat ini juga Kelompok Tani Agni Mandiri bisa merasakan keunggulan digester pabrikasi.
“Keunggulannya pemasangan instalasi digester pabrikasi lebih mudah dan waktu pengerjaan lebih singkat. Material pembuatan yang digunakan Pennyu Biogas Digester sangat tebal. Cara pasangnya lebih cepat dibandingkan digester konvensional. Kalau digester konvensional dikerjakan 10-15 hari, kalau Pennyu Biogas Digester cuma 4 hari,” tutur Sutiyo.
Keuntungan lainnya yang didapatkan dari Pennyu Biogas Digester adalah pemasangan fleksibel. Digester bisa ditempatkan di atas permukaan tanah maupun dipendam.
Karena keunggulan tersebut, Sutiyo menyatakan jika Pennyu Biogas Digester menjadi pilihan tepat sebagai pengolahan kotoran ternak di era sekarang.
Selanjutnya dari sisi Diki warga yang menerima bantuan merasa senang bisa mendapatkan bantuan digester modern. Menurutnya dengan Pennyu Biogas Digester ini ia bisa menghemat pengeluaran.
“Karena tidak perlu membeli gas LPG lagi. Jadi mengurangi beban ekonomi, bisa Rp50.000-80.000-an/bulan,” jelas Diki.
Karena terbukti hemat karena biogas, Diki mengajak para peternak untuk memanfaatkan kotoran hewan menjadi biogas. “Karena bisa lebih hemat dan ramah lingkungan,” ajaknya.
Semoga informasi di atas membantu ya! Kawan Pennyu jangan lupa cek artikel menarik seputar sanitasi lainnya di blog Pennyu Indonesia dan apabila anda mencari produk-produk sanitasi terpercaya konsultasikan ke kami. Pennyu Indonesia menyediakan produk sanitasi berkualitas dan terpercaya. Butuh produk sanitasi yang berkualitas? Pennyu Pasti Beres