All you need is less adalah salah satu metode untuk menghadapi quarter life crisis

All You Need Is Less. Sumber: Pennyu


4 menit

Fenomena Quarter Life Crisis di Indonesia

“Kenapa teman-temanku lebih sukses?”

“Teman-temanku udah pada nikah, aku kapan?”

“Aku khawatir sama masa depanku”

Kamu pernah nggak sih bingung sama hidup sendiri? Tanya sebenarnya tujuan hidupku apa sih sampai ngerasa hilang arah dan kurang motivasi menjalani hidup.

Memang sedih dan nggak enak sekaligus menyebalkan ada di posisi seperti itu.

Kalau kamu pernah ngerasain hal tersebut, mungkin aja kamu lagi dalam fase quarter life crisis (QLC).

Fase QLC biasanya terjadi pada seseorang yang beranjak dewasa dan baru menemukan “masalah orang dewasa” untuk pertama kalinya.

Karena itu istilah quarter life crisis di Indonesia jadi sangat populer yang kerap dilontarkan oleh orang berusia 22-35 tahun.

Penyebab quarter life crisis (QLC) saat kehidupan seseorang nggak berjalan semestinya. Orang itu harus menelan pil pahit sebab cita-cita yang ia dambakan nggak kunjung datang dan sulit diraih sehingga mengalami krisis.

Baca juga: Being An Extrovert, In An Introvert’s Body

Dalam Pennyu Learning Circle (PLC) kali ini, Alvin Aditya – Copywriter Pennyu Group sharing tentang QLC dan bagaimana caranya menangani fase ini.

A. Tanda-tanda Quarter Life Crisis

Quarter life crisis di Indonesia
Quarter life crisis. Sumber: Freepik

Kadang seseorang nggak sadar lagi ngalamin quarter life crisis. Karena itu banyak anak muda yang kebingungan dan kewalahan mengatasinya.

Untuk mengetahui gimana cara mengatasi quarter life crisis, cara yang pertama pahami dulu tanda-tandanya.

Alvin menyebutkan ada tanda-tanda quarter life crisis yang sering dirasakan anak muda di Indonesia.

1. Mulai mempertanyakan tujuan hidup

2. Merasa tidak bahagia

3. Sosial media membuat resah

4. Melupakan waktu bersenang-senang

5. Kurang motivasi

6. Membeli barang mahal untuk menunjukkan diri

B. Fase Quarter Life Crisis

quarter life crisis di kalangan anak muda
quarter life crisis di kalangan anak muda

Setelah menjelaskan beberapa tanda QLC, Alvin bilang kalau ia membaca artikel dan jurnal untuk mengetahui lebih dalam tentang quarter life crisis.

Dalam salah satu bahan bacaannya, Alvin nemiuin pembahasan yang menarik dari seorang Pengajar Psikologi University of Greenwich, London, DR. Oliver Robinson.

Pengajar Psikologi tersebut bilang kalau ada empat fase dalam QLC.

Pertama, seseorang akan merasa terjebak dalam suatu kondisi dan tidak mudah keluar dari kondisi tersebut.

Kedua, seseorang akan merasa dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik. Orang ini sadar jika posisinya rentan, dia akan berusaha keras mengejar target.

Baca juga: Membangun Hubungan dengan Baik untuk Mengembangkan Diri

Ketiga, muncul keinginan untuk memulai kehidupan baru. Contohnya kalau kamu lulus dan dapet gelar sarjana, maka timbul perasaan lega serta bahagia sama pencapaianmu dong.

Keempat, kamu siap menghadapi segala aktivitas dan tantangan dalam kehidupan baru.

Nah kamu ada di fase mana nih?

C. Solusi Quarter Life Crisis

Solusi quarter life crisis di kalangan anak muda
Solusi quarter life crisis. Sumber: Freepik

Setuju nggak nih kalau menghadapi fase quarter life crisis memang nggak segampang membalikkan telapak tangan?

Karena quarter life crisis seseorang bisa kewalahan dan tenggelam dalam depresi.

Menurut Alvin, langkah penting yang harus dilakukan untuk menangani quarter life crisis adalah memahami dan menguasai diri.

“Aku pakai konsep “Kawaruh Jiwa” dari pemikiran dari Filsuf Ki Ageng Suryomentaram. Dari konsep ini aku menyimpulkan harus mengelola dan memahami tentang rasa ‘karep’ atau keinginan diri untuk mengatasi quarter life crisis.”

“Menurut Ki Ageng Suryomentaram keinginan sebenarnya bersumber dari diri sendiri dan kalau nggak dikelola dengan baik akan menimbulkan rasa khawatir dan susah.”

Kata Alvin, kamu bisa mengevaluasi diri, sebenarnya apa yang kamu lakukan sekarang sudah sejalan dengan mimpi atau cita-cita kamu atau belum.

Dengan begitu kamu akan mengenali diri lebih dalam. Selain itu ketika muncul rasa khawatir, kamu bisa tenangin diri dengan beribadah.

Alvin juga bilang jangan mudah menyerah, pahami kegagalan secara positif.

Dari pemikiran Ki Ageng Suryomentaram tersebut Alvin nemuin cara tersendiri buat memahami keinginan diri dan membangkitkan motivasi saat quarter life crisis. Alvin sebut metode itu dengan istilah 3 I.

1. Ingat alasan mengapa kamu memulai.

2. Ingat karena apa kamu menjalaninya.

3. Ingat orang-orang yang sayang dan selalu support kamu.

Dengan metode 3 I, Alvin bisa memahami diri lebih baik.

D. All You Need is Less

Kebutuhan kamu hanya seperlunya untuk menjaga kewarasan
All You Need Is Less. Sumber: Freepik

Kalau kamu udah bisa mengelola dan memahami keinginan diri, sekarang ciptain hidup yang bahagia untuk mengatasi quarter crisis life yuk!

Susun kembali hidupmu dengan metode All You Need is Less. Kurangi kebiasaan-kebiasaan yang nggak diperlukan agar punya kehidupan yang bahagia.

Alvin belajar metode ini dari buku All You Need is Less karya Vicki Vrint. Ia nemuin beberapa poin yang bisa diadaptasi di kehidupannya.

1. Kurangi Stres yang Nggak Perlu

Setuju kan kalau stres bikin hidup jadi semrawut? Maka dari itu kurangi stres yang nggak perlu.

Contoh stres yang nggak perlu membandingkan capaian diri sendiri dan kualitas diri dengan orang lain.

2. Mengatur Pikiran

Otak punya kemampuan terbatas ya guys! Jadi kurangi memikirkan suatu hal yang nggak penting dan seharusnya nggak dipirkan.

3. Nggak Semua Barang Harus Kamu Miliki

Nggak semua barang yang lagi trend kamu butuhkan dan harus dibeli.

Kadang karena nggak mau ketinggalan trend, seseorang rela memaksakan kemampuan.

Hasilnya mereka rela berhutang demi punya barang tersebut.

Padahal barang itu tidak terlalu penting untuk kehidupannya.

Dampaknya orang tersebut harus bayar cicilan setiap bulan dan muncul stres karena financialnya jelek.

Beli barang yang benar-benar kamu butuhkan. Kamu bisa menata skala prioritas kebutuhan dari primer, sekunder, dan tersier.

4. Kurangi Makanan yang Nggak Sehat

Sebaiknya pilih makanan yang sehat dan bergizi. Hindari terlalu sering makan junk food atau sejenisnya karena memperburuk kesehatan dan bisa menimbulkan stres.

5. Batasi Pertemanan

Maksudnya tinggalkan teman yang toxic dan membawa pengaruh buruk ke hidup kita. Nggak masalah kok punya sedikit teman tapi berkualitas.

Berteman dan bejalarlah dengan orang yang lebih baik dari kita. Dengan begitu kamu bisa dapat ilmu baru buat ngatasin quarter life crisis.

6. Jangan Terlalu Khawatir

Sadar nggak sadar terlalu mudah khawatir bikin hidup kamu nggak tenang lho!

Apa yang sudah terjadi biarlah berlalu dan menjadi pelajaran. Syukuri, jalani, dan nikmati keadaan masa ini. Rancang dan fokus pada rencana kedepan.

7. Kurangilah Ambisi

Sebenarnya nggak ada salahnya punya ambisi, tapi jangan sampai berlebihan.

Ambisi yang berlebih di luar batas kontrol akan bikin kehidupanmu runyam.

Kelola ambisimu, fokus pada satu hal dan kerjakan dengan tekun. Setelah hal tersebut selesai lanjutkan pada target lainnya. Kerjakan rencana yang telah disusun satu persatu untuk mengelola ambisimu.

Dari pembahasan di atas bisa ditarik kesimpulan kalau quarter life crisis adalah fenomena ketidaksesuaian cita-cita atau rencana yang telah dirancang dengan kenyataan sehingga buat anak muda ngerasain krisis.

Baca juga: Selalu Ada yang Pertama di Dalam Hidup

Kamu bisa coba metode 3 I dan All You Need Is Less seperti Alvin buat keluar dari quarter life crisis ya!

Bingung sama arah hidup di masa muda memang sering terjadi. Kuncinya jangan gampang nyerah. Orang yang mengalami masa krisis adalah orang berpikir.

Yakinlah ada jalan keluar dan cara yang tepat untuk mewujudkan segala cita-citamu. Selama kamu terus meningkatkan diri, tujuan yang kamu rencanakan akan tercapai satu persatu. Jadi tetap semangat dan terus berjuang ya!

Jadi, udah pada siap nyoba metode 3 I dan All You Need Is Less?

Komentar Dinonaktifkan