3 menit

Saat semua orang berbondong-bondong membeli hand sanitizer, ngga peduli harganya setinggi apa saya justru bersyukur kalau yang mereka borong bukannya sabun. Yups, sabun biasa-biasa aja yang biasanya dipakai buat mandi dan kadang dibuat sampoan sama mas-mas tukang di atas bedeng, ngga peduli merknya apa, asal namanya sabun dan yang penting sabun.

Sejujurnya, sabun itu lebih sakti ketimbang hand sanitizer loh, terlebih untuk membunuh virus Corona yang saat ini sedang menjadi pandemik seluruh dunia.

“Hah, serius ini ngga perlu nyetok hand sanitizer lagi nih?”

“Serius! Kebayang ngga tuh kita bisa berhemat berapa ratus ribu?”

Kalau kamu mau tahu, penciptaan hand sanitizer sendiri berawal dari para petugas medis yang tidak memungkinkan untuk meninggalkan station mereka hanya untuk mencuci tangan menggunakan air dan sabun oleh karena itu lah hand sanitizer diciptakan untuk mempermudah mereka dan mengoptimalkan layanan kepada masyarakat dengan mempersingkat waktu mencuci tangan mereka. Mengingat, kebersihan dan kesterilan menjadi hal yang sangat krusial di dunia kesehatan. Pertama, jika tidak steril mungkin saja terjadi kontaminasi yang tidak diinginkan dan hal tersebut akan sangat membahayakan bagi pasien atau pengguna layanan kesehatan lainnya. Kedua, tidak ada kedua, tidak ada tapi-tapian untuk sebuah protokol kesehatan apalagi yang menyangkut keselamatan bersama.

Nah, karena kita tidak dibuber waktu seperti petugas kesehatan tadi, ada baiknya kita kembali saja ke zaman dimana hand sanitizer belum ditemukan dan membuat para penimbun dan penjual hand sanitizer yang menaikkan harga seenak diri itu meringis. Memang, seberapa efektif sih mencuci tangan menggunakan sabun biasa-biasa itu? Coba kita baca penjelasan singkatnya dan mari kita beri pelajaran IPA anak SMA kepada orang-orang agar tidak panik saat kehabisan hand sanitizer.

“Kamu itu air dan aku itu minyak Rom, kita ngga akan pernah menyatu.” ucap Julliete kepada Romeo dengan sedikir ngotot dan menunjukkan urat-urat lehernya.

“Bisa! Pake sabun Jul.” jawab Romeo cepat karena ia sudah membaca artikel ini sebelum artikel ini rilis dan perpisahan kedua insan tersebut dapat dielak karena pengetahuan IPA sederhana.

Subscribe

Subscribe untuk update artikel dan info promo menarik dari Pennyu

    Pertama, struktur sabun. Sederhananya, sabun-sabun (sabun apapun itu) memiliki yang sesuatu yang bernama surfaktan yaitu yang bertugas sebagai agen pembersih. Surfaktan dibagi menjadi dua jenis pertama surfaktan yang larut air dan yang kedua adalah surfaktan yang larut dalam minyak seperti kata Romeo tadi. Sudah, diingat-ingat ya. Kedua struktur virus itu sendiri. Jadi, lagi-lagi, mudahnya terdapat 3 struktur penting yang perlu kamu ketahuii mengenai virus itu sendiri. Lapisan paling dalam terdiri dari RNA atau kode genetik dari virus tersebut, dia bertugas sebagai hacker dan dapat memanipulasi sel-sel sehat kita dengan cara menginfeksinya terlebih dahulu. Namun, justru bagian itu lah yang paling rentan dan paling lemah sehingga dilindungi oleh lapisan lemak (lipid barrier) agar kode genetik dari virus tersebut tidak tercerai-berai dan dapat mempertahankan bentuknya. Lapisan terakhir adalah lapisan seperti pengait yang bertugas agar virus itu mudah untuk menempel pada setiap permukaan benda ataupun kulit kita bahkan, pada paru-paru kita.

    Nah, setelah memahami benda-benda tersebut kamu siap mengetahuii kenapa sih sabun justru paling manjur untuk mencegah atau bahkan membunuh virus-virus atau bakteri yang sudah bersarang di kulitmu? Karena jika virus sudah menempel pada permukaan sesuatu, dia akan sangat sulit dibersihkan menggunakan air biasa karena lapisan lemak yang tidak larut dalam air. Mulai dari sinilah fungsi surfaktan sabun bekerja. Surfaktan yang bersifat larut oleh minyak akan melarutkan lapisan lemak yang dimiliki oleh virus tersebut dan mengakibatkan kode genetik yang ada di dalamnya menjadi hancur dan tercerai-berai sehingga tidak bisa melanjutkan hidupnya dengan sentosa. Setelah surfaktan larut minyak itu bekerja di sini fungsi surfaktan larut air bekerja dengan cara mengangkat segala bentuk sisa-sisa surfaktan larut minyak bersamaan dengan virus yang sudah mati tadi bersama dengan air yang kamu gunakan untuk membilas dan berakhir di saluran selokan. Akhir yang menyedihkan untuk si virus bukan? Namun, sayangnya hand sanitizer yang saat ini sudah menjadi barang mewah itu tidak memiliki fitur dan keunggulan seperti sabun biasa-biasa saja yang sudah kita bahas tadi.

    Bukan main-main loh si kekuatan sabun ini. Banyak media internasional seperti The New York Times – Why Soap Works Market Watch – The Corona Virus Is No Match for Plain, Old Soap juga menjelaskan hal yang sama. Pall Thordarson – Professor of chemistry at the University of New South Wales, Sydney dalam artikelnya yang dimuat pada The Guardian juga menyarankan untuk lebih mengutamakan penggunaaan sabun ketimbang alkohol sebagai disinfektan kulit.

    Memang sedikit rumit dan sulit untuk dipahami tapi cukup untuk meyakinkan anda untuk beralih dari barang mewah ke barang biasa-biasa saja tadi kan? Sabun biasa-biasa saja memiliki keunggulan dari sisi ekonomi dan keefektifan yang jauh lebih baik di banding dengan hand sanitizer yang diburu oleh banyak orang.

    Terima Kasih

    Dapatkan Produk Pennyu Sekarang Juga

    Komentar Dinonaktifkan